Selasa, 20 Desember 2011

SEJARAH Transjakarta Busway

Bermula dari gagasan perbaikan sistem angkutan umum di DKI Jakarta yang mengarah kepada kebijakan prioritas angkutan umum, maka perlu dibangun suatu sistem angkutan umum yang dapat mengakomodasi pengguna dari segala golongan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun Pola Transportasi Makro (PTM) sebagai perencanaan umum pengembangan sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 103 Tahun 2007. Mengacu pada PTM tersebut, untuk tahap awal realisasinya dibangun suatu jaringan sistem angkutan umum massal yang menggunakan bus pada jalur khusus (Bus Rapid Transit/BRT).

Badan Layanan Umum Transjakarta Busway semula merupakan lembaga non struktural dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2003. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2006, BP. Transjakarta Busway diubah menjadi lembaga struktural dan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan yang mendapat kewenangan pengelolaan keuangan berbasis PPK-BLUD, yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna busway.
BLU Transjakarta Busway adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan umum massal dengan menggunakan moda bus. Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan salah satu strategi dari Pola Transportasi Makro (PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan jalur, armada bus dan infrastruktur yang dibangun khusus, sistem tiket elektronik yang saat ini dioperasikan di koridor 1-3 serta keramahan petugas adalah layanan yang diberikan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan angkutan umum yang lebih baik. Kini masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. Himbauan kepada masyarakat khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi agar menggunakan busway, sehingga dapat mengurangi kemacetan di kota Jakarta.
Transjakarta Busway mulai beroperasi tanggal 15 Januari 2004. Di dalam perjalanannya selama 7 tahun, Transjakarta Busway sudah melayani 10 koridor dengan total panjang lintasan 123,35 km yang merupakan lintasan terpanjang di dunia dalam sistem BRT, serta telah mengangkut penumpang rata-rata 250.000 orang per hari.
SARANA DAN PRASARANA  Transjakarta Busway
Sistem Transjakarta Busway terdiri dari sarana dan prasarana yang memadai, sistem operasi dan pengendalian bus yang efektif, sistem tiket yang terkomputerisasi, sistem pengamanan yang handal dan petugas yang terlatih. Mulai dari perencanaan, pembangunan dan pengelolaan sistem Transjakarta disediakan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, sementara kegiatan operasional bus, operasional tiket dan kegiatan penunjang lainnya dilaksanakan bekerjasama dengan pihak operator. Operator bus yang melayani di koridor busway, yaitu :
·         PT. Jakarta Exspress Trans,
·         PT. Trans Batavi, PT.
·         Jakarta Trans Metropolitan,
·         PT. Jakarta Mega Trans,
·         PT. Prima Jasa Perdana Raya Utama dan
·         PT. Eka Sari Lorena Transport.

45 bus yang dibutuhkan untuk melayani koridor 8,
65 bus single dan 15 bus gandeng di Koridor 9.
45 bus single dan 10 bus gandeng di Koridor 10.
Bus yang digunakan sebagai bus Transjakarta adalah
  • Koridor 1 : bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning
  • Koridor 2 : bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu
  • Koridor 3 : bus Daewoo berwarna kuning - merah, dan warna abu-abu
  • Koridor 4 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 5 : bus gandeng HuangHai (JMT), bus gandeng Komodo (LRN) berwarna abu-abu
  • Koridor 6 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 7 : bus Daewoo dan Hyundai (JMT), bus Hino (LRN) berwarna abu-abu
  • Koridor 8 : bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 9 : bus Hyundai,bus gandeng Komodo berwarna merah dan kuning
  • Koridor 10 : bus Hyundai, Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning
Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar elang bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan di koridor 1 dan 10 adalah bio solar.
Untuk Koridor 2 - 9 berbahan bakar gas.
Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat.Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser. Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain.
Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat (koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor 4 - 9) yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.
Untuk menjaga agar udara tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum. Saat ini jumlah armada bus 426 unit dioperasikan berdasarkan rencana operasi yang terjadwal di 8 koridor. Bus yang diberangkatkan pada titik awal diatur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan baik pada jam sibuk maupun jam tidak sibuk. Selain rute regulator Koridor 1 dan 8, untuk meningkatkan pelayanan dan mengurangi kepadatan penumpang di halte transit, maka BLU Transjakarta Busway menambah rute-rute langsung yang berdasarkan sistem jaringan dan dapat diakses penumpang sesuai dengan tujuan perjalanannya.
Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional busway sekitar 3500 orang yang terdiri dari pramudi, petugas pengamanan, petugas tiket dan petugas kebersihan.
Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006) per perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket pukul 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai 2006, kartu chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI, boleh digunakan untuk membayar tarif.
PENGELOLAAN SHELTER
Transjakarta busway memiliki 141 halte disepanjang delapan koridor busway dengan ketinggian platform 110 centimeter dari tinggi permukaan jalan agar tersedia akses yang rata dengan bus. Setiap halte busway dilengkapi dengan akses untuk pejalan kaki yang terhubung dengan jembatan penyeberangan orang, yang dirancang khusus untuk mempermudah pengguna layanan busway. Sarana dan prasarana di halte ada loket pembelian tiket, dan pintu barrier sebagai jalan masuk dan jalan keluar bagi pengguna jasa layanan. Selain itu disediakan fasilitas tempat sampah, informasi rute dan pintu otomatis untuk memberikan kenyamanan dan keamanan saat menunggu di halte.
Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri

Koridor 1

  • Terminal Blok M
  • Halte Masjid Agung
  • Halte Bundaran Senayan
  • Halte Gelora Bung Karno
  • Halte Polda Metro
  • Halte Bendungan Hilir
  • Halte Karet
  • Halte Setiabudi
  • Halte Dukuh Atas 1 (Transfer ke koridor 4 dan 6)
  • Halte Tosari
  • Halte Bundaran HI
  • Halte Sarinah
  • Halte Bank Indonesia
  • Halte Monumen Nasional
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 2,3dan 8)
  • Halte Sawah Besar
  • Halte Mangga Besar
  • Halte Olimo
  • Halte Glodok
  • Halte Stasiun Kota

Koridor 2

  • Terminal Pulo Gadung
  • Halte Bermis (sejak 1-sept-2009 dapat transfer ke koridor IV pukul 13:00-22:00)
  • Halte Pulomas
  • Halte ASMI
  • Halte Pedongkelan
  • Halte Cempaka Mas (Transfer ke koridor 10)
  • Halte RS Islam
  • Halte Cempaka Tengah
  • Halte Pasar Cempaka Putih
  • Halte Rawa Selatan
  • Halte Galur
  • Halte Senen (Transfer ke koridor 5)
  • Halte Atrium
  • Halte RSPAD
  • Halte Deplu
  • Halte Gambir 1
  • Halte Masjid Istiqlal
  • Halte Juanda
  • Halte Pecenongan
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 1,3dan 8)
  • Halte Balaikota
  • Halte Gambir 2
  • Halte Kwitang

Koridor 3

  • Terminal Kalideres
  • Halte Pesakih
  • Halte Sumur Bor
  • Halte Rawa Buaya
  • Halte Jembatan Baru
  • Halte Dispenda
  • Halte Jembatan Gantung
  • Halte Taman Kota
  • Halte Indosiar
  • Halte Jelambar
  • Halte GrogolMulai 10 September 2008(Transfer ke koridor 8 dan 9)
  • Halte Sumber Waras Mulai 10 September 2008
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 1,2dan 8)
  • Halte Pecenongan
  • Halte Juanda
  • Halte Pasar Baru

Koridor 4

  • Terminal Pulo Gadung
  • Halte Pasar Pulo Gadung
  • Halte Tugas
  • Halte Layur
  • Halte Pemuda Rawamangun Mulai 10 September 2008
  • Halte Velodrome
  • Halte Sunan Giri (sejak 1-sept-2009 dapat transfer ke koridor II pukul 13:00-22:00)
  • Halte UNJ
  • Halte Pramuka BPKP Mulai 10 September 2008(Transfer ke koridor 10)
  • Halte Pramuka LIA
  • Halte Utan Kayu
  • Halte Pasar Genjing
  • Halte Matraman (Transfer ke koridor 5)
  • Halte Manggarai
  • Halte Pasar Rumput
  • Halte Halimun (Transfer ke koridor 6)
  • Halte Dukuh Atas 2 (Transfer ke koridor 1 dan 6)

Koridor 5

  • Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 7)
  • Halte Pasar Jatinegara - Ke arah Kampung Melayu
  • Halte Kebon Pala
  • Halte Slamet Riyadi
  • Halte Tegalan
  • Halte Matraman 1 (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Salemba Carolus Mulai 10 September 2008
  • Halte Salemba UI
  • Halte Kramat Sentiong NU
  • Halte Pal Putih
  • Halte Central Senen (Transfer ke koridor 2)
  • Halte Budi Utomo
  • Halte Pasar Baru Timur
  • Halte Gn. Sahari Mangga Dua Mulai 10 September 2008
  • Halte Jembatan Merah
  • Halte Pademangan
  • Halte Ancol

Koridor 6

  • Halte Ragunan
  • Halte Departemen Pertanian
  • Halte SMK 57
  • Halte Jati Padang
  • Halte Pejaten
  • Halte Buncit Indah
  • Halte Warung Jati
  • Halte Imigrasi
  • Halte Duren Tiga
  • Halte Mampang Prapatan
  • Halte Kuningan Timur (Transfer ke koridor 9)
  • Halte Patra Kuningan
  • Halte Departemen Kesehatan
  • Halte Gelanggang Olahraga Sumantri
  • Halte Karet Kuningan
  • Halte Kuningan Madya
  • Halte Setiabudi Aini
  • Halte Latuharhari
  • Halte Halimun (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Dukuh Atas 2 (Transfer ke koridor 1 dan 4)

Koridor 7

  • Terminal Kampung Rambutan
  • Halte Tanah Merdeka - Ke arah Kampung Melayu
  • Halte Flyover Raya Bogor (Pasar Rebo / Makro)
  • Halte RS Harapan Bunda
  • Halte Pasar Induk Kramat Jati
  • Halte Pasar Kramat Jati
  • Halte PGC Cililitan(Transfer ke koridor 9)
  • Halte Sutoyo BKN
  • Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 10)
  • Halte Cawang BNN
  • Halte Cawang Otista
  • Halte Gelanggang Remaja
  • Halte Bidara Cina
  • Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 5)

Koridor 8

  • Terminal Lebak Bulus
  • Halte Pondok Pinang
  • Halte Pondok Indah 1
  • Halte Pondok Indah 2 (memiliki jembatan penghubung langsung dengan Pondok Indah Mall)
  • Halte Tanah Kusir Kodim
  • Halte Kebayoran Lama Bungur
  • Halte Pasar Kebayoran Lama
  • Halte Simprug
  • Halte Permata Hijau
  • Halte Permata Hijau RS Medika
  • Halte Pos Pengumben
  • Halte Kelapa Dua Sasak
  • Halte Kebon Jeruk
  • Halte Duri Kepa
  • Halte Kedoya Raya
  • Halte Kedoya Green Garden
  • Halte Grogol 2 (Transfer ke koridor 3 dan 9)
  • Halte Taman Anggrek
  • Halte Tomang Mandala
  • Halte RS Tarakan
  • Halte Petojo
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 1, 2, 3)

Koridor 9

  • Terminal Pinang Ranti
  • Halte Garuda Taman Mini
  • Halte Pasar Kramat Jati
  • Halte PGC Cililitan (Transfer ke koridor 7)
  • Halte Sutoyo BKN
  • Halte Cawang UKI
  • Halte Cawang BNN
  • Halte Cawang Ciliwung
  • Halte Cikoko Stasiun Cawang
  • Halte Tebet
  • Halte Pancoran
  • Halte Pancoran Barat
  • Halte Tegal Parang
  • Halte Kuningan Barat (Transfer ke koridor 6)
  • Halte Gatot Subroto Jamsostek
  • Halte Gatot Subroto LIPI
  • Halte Semanggi (Transfer ke koridor 1)
  • Halte JCC Senayan
  • Halte Slipi Petamburan
  • Halte Slipi Kemanggisan
  • Halte S Parman Harapan Kita
  • Halte S Parman Podomoro City
  • Halte Grogol 2 (Transfer ke koridor 3 dan 8)
  • Halte Stasiun Grogol
  • Halte Jembatan Besi
  • Halte Jembatan Dua
  • Halte Jembatan Tiga
  • Halte Penjaringan
  • Halte Pluit (Mega Mal Pluit)

Koridor 10

  • Halte Cililitan 2 (PGC 2)
  • Halte Sutoyo BKN
  • Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 7)
  • Halte Cawang Sutoyo
  • Halte Penas Kalimalang
  • Halte Cipinang Kebon Nanas
  • Halte Pedati Prumpung
  • Halte Stasiun Jatinegara (belum resmi beroperasi karena halte masih rusak)
  • Halte Bea Cukai Ahmad Yani
  • Halte Utan Kayu Rawamangun
  • Halte Pemuda (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Kayu Putih Rawasari
  • Halte Pulomas Bypass
  • Halte Cempaka Putih
  • Halte Cempaka Mas 2 (Transfer ke koridor 2)
  • Halte Yos Sudarso Kodamar
  • Halte Sunter Kelapa Gading
  • Halte Plumpang Pertamina
  • Halte Walikota Jakarta Utara
  • Halte Permai Koja
  • Halte Enggano
  • Halte Tanjung Priok

Pengelola

Badan Layanan Umum Transjakarta (BLUTJ)

Badan ini adalah pengelola Transjakarta yang awalnya bernama Badan Pengelola (BP) Transjakarta. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110/2003 tentang Pembentukan BP Transjakarta. Pada tahun 2006 namanya kemudian diganti menjadi Badan Layanan Umum Transjakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2006. BLUTJ bernaung di bawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Operator

Dalam penyelenggaraannya Transjakarta didukung oleh beberapa Perusahaan Operator yang mengelola armada yang melayani tiap koridor. Operator tersebut yaitu:
  1. PT. Jakarta Express Trans (JET) - Koridor 1
  2. PT. Trans Batavia (TB)- Koridor 2 dan 3
  3. PT. Jakarta Trans Metropolitan (JTM) - Koridor 4 dan 6
  4. PT. Primajasa Perdayana Utama (PP) - Koridor 4, 6 dan 8 (bersama dengan PT. Eka Sari Lorena).
  5. PT. Jakarta Mega Trans (JMT)- Koridor 5 dan 7
  6. PT. Eka Sari Lorena (LRN) - Koridor 5,7 (beroperasi sejak Desember 2008) dan 8 (bersama dengan PT. Primajasa).
  7. PT. Bianglala Metropolitan (BMP) - Koridor 9 dan 10



BLU TRANSJAKARTA BUSWAY

Gedung Walikota Jakarta Selatan
Jl. Trunojoyo No.1 Blok V Lt.3 Jakarta Selatan
Telp. +62-21-722 8727
Fax. +62-21-722 8923

Pada awal operasi  jumlah penumpang sekitar 40.000 orang per hari
pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi rata-rata 60.000 orang per hari.
Tanggal 15 Januari 2006 koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan koridor 3 (Kalideres-Harmoni) dibuka dengan jumlah penumpang mencapai 70.000 penumpang per hari.
 Pada 27 Januari 2007, koridor bertambah, yaitu koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas), koridor 5 (Ancol-Kp. Melayu), koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) dan koridor 7 (Kp. Rambutan-Kp. Melayu) dengan rata-rata penumpang mencapai 180.000 penumpang.
 Pada 21 Februari 2009 koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) diresmikan dengan rata-rata penumpang 250.000 per hari seluruh koridornya.


DAFTAR PUSTAKA       :
http://www.transjakarta.co.id/page.php
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tije_current.gif&filetimestamp=20110105032235